Powered By Blogger

Senin, 14 Oktober 2013

Bab 1 ISPA


PABAB 1
PENDAHULUAN

A.      LATAR  BELAKANG
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan infeksi akut yang menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran pernafasan. Saluran pernafasan adalah hidung hingga alveoli termasuk jaringan adneksanya seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura. Penyakit ISPA merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak balita, hal ini disebabkan karena system pertahanan tubuh anak masih rendah (DepKes RI, 2000) data yang diperoleh peneliti dari Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) Muara Gembong diperoleh pasien anak yang didiagnosa ISPA ada 73 orang dari 940 orang dalam kurun waktu 3 bulan pada tahun 2013( 7,8%) ,ISPA merupakan kasus 5 besar diantara 10 kasus penyakit terbesar.
World Health Organization (WHO) memperkirakan kematian akibat ISPA mencapai 10% - 20% pertahun dari seluruh jumlah balita yang ada bila tidak diberi pengobatan (WHO 2000). (Djaja S, Ariawan I, dan Afifah T. 2001), menyatakan di negara berkembang angka kematian bayi dan anak balita 20 – 35 % disebabkan oleh ISPA. Diperkirakan 2 - 5 juta bayi dan anak balita di berbagai negara setiap tahun meninggal karena penyakit infeksi saluran pernafasan akut.
ISPA di Indonesia menempati urutan pertama penyebab kematian pada kelompok bayi dan balita. ISPA juga sering berada pada daftar 10 penyakit terbanyak. Survei mortalitas yang dilakukan oleh Subdit ISPA, ISPA sebagai penyebab kematian bayi terbesar di Indonesia dengan persentasi 22,30% dari seluruh kematian balita (Depkes RI, 2008). Kematian balita karena ISPA secara nasional diperkirakan 6 orang per 1000 balita per tahun atau sekitar 150.000 balita pertahun. (DepKes RI, 2002).
Berdasarkan hasil laporan Riskesdas 2010, ISPA menempati prevalensi tertinggi pada balita yaitu lebih 35%. Prevalensi ISPA juga cenderung terjadi lebih tinggi pada kelompok ibu dengan pendidikan dan tingkat pendapatan rumah tangga yang rendah. Dalam Riskesdas ini dikumpulkan data ISPA ringan dan pneumonia (Riskesdas, 2007).

Kematian ISPA terjadi jika penyakit telah mencapai derajat ISPA yang berat, karena infeksi telah mencapai paru-paru atau disebut sebagai radang paru mendadak atau pneumonia. Pneumonia merupakan penyakit infeksi penyebab kematian utama, terutama pada balita. Kondisi ISPA ringan dengan batuk pilek biasa sering diabaikan,namun apabila daya tahan tubuh anak lemah penyakit tersebut cepat menjalar ke paru-paru. Kondisi penyakit tersebut bila tidak mendapat pengobatan serta perawatan yang baik dapat menyebabkan kematian. Perawatan yang dimaksud adalah perawatan dalam pengaturan pola makan balita serta menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat (Depkes RI, 2002).
Terjadinya ISPA dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu adanya kuman (terdiri lebih 300 jenis bakteri, virus, dan riketsia), keadaan daya tahan tubuh (status nutrisi, imunisasi) dan keadaan lingkungan (rumah yang kurang ventilasi, lembab, basah, dan kepadatan penghuni) serta karekteristik ibu seperti umur ibu, tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu (Depkes RI, 2002).
Hasil penelitian Riswandri (2002) membuktikan bahwa kebiasaan membuka jendela rumah, jumlah anggota keluarga dan letak ternak kandang berhubungan dengan kejadian ISPA di Kecamatan Parung-Jawa Barat. Penelitian Muhedir (2002) menyatakan bahwa ternyata kepadatan penghuni rumah, kondisi dapur, kelembaban dan asap rokok mempunyai hubungan yang bermakna dengan kejadian ISPA balita. Penelitian Desmon (2002) di Sumatera Barat membuktikan bahwa jenis atap dan kepadatan hunian berhubungan dengan kejadian ISPA pada balita sedangkan Penelitian Riza (2005) membuktikan bahwa jenis lantai rumah berhubungan dengan kejadian ISPA pada balita di Kabupaten Bekasi.
Lingkungan perumahan berpengaruh pada terjadinya dan tersebarnya ISPA. Pada komunitas Aborigin prevalensi penyakit yang tinggi disebabkan oleh sanitasi yang buruk, kontrol kondisi lingkungan yang buruk, kepadatan yang tinggi dan penyediaan air bersih yang tidak memadai (Taylor, Vicki. 2002).
Lingkungan yang berpengaruh terhadap terjadinya ISPA adalah lingkungan perumahan, dimana kualitas rumah berdampak pada kesehatan anggotanya. Kualitas rumah dilihat dari jenis atap, jenis lantai, jenis dinding, kepadatan hunian, jenis bahan bakar masak yang dipakai diduga sebagai penyebab terjadinya penyakit ISPA (Yusianto, 2007).
Jendela rumah yang kecil menyebabkan pertukaran udara tidak berlangsung dengan baik, akibatnya asap dapur dan asap rokok terkumpul dalam rumah. Bayi dan anak yang sering menghisap asap lebih mudah terserang ISPA.

Sesuai data yang diperoleh dari Pusat Kesehatan Masyarakat muara gembong selama satu tahun terakhir yang merupakan lokasi penelitian, penyakit ISPA pada balita menduduki urutan pertama, terdapat jumlah balita sebanyak 4.211 dengan kasus ISPA rata-rata berjumlah 576 tiap bulannya (Puskesmas Muara Gembong, 2013).
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Hubungan pengetahuan ibu dan sanitasi rumah terhadap kejadian ISPA pada anak balita di puskesmas Muara Gembong”.

B.       RUMUSAN MASALAH
Prevalensi penyakit ISPA balita dan mortalitasnya terus meningkat. Berbagai studi berbasiskan populasi telah banyak dilakukan untuk mengidentifikasi factor risiko ISPA balita. Penelitian untuk meneliti tingkat pengetahuan ibu dan sanitasi rumah masih kurang diperhatikan sebagai faktor risiko ISPA. Dengan demikian, masalah penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan pengetahuan ibu dan sanitasi rumah terhadap kejadian ISPA balita di puskesmas Muara Gembong tahun 2013.









C.      TUJUAN PENELITIAN
1.    Tujuan Umum
Mengetahui hubungan pengetahuan ibu dan sanitasi rumah terhadap kejadian ISPA balita di puskesmas Muara Gembong tahun 2013

2.    Tujuan khusus:
  1. Mengetahui hubungan pengetahuan ibu terhadap kejadian ISPA balita
  2. Mengetahui hubungan ventilasi rumah terhadap kejadian ISPA balita
  3. Mengetahui hubungan kepadatan penghuni terhadap kejadian ISPA balita
  4. Mengetahui hubungan bahan lantai rumah terhadap kejadian ISPA balita
  5. Mengetahui hubungan bahan dinding rumah terhadap kejadian ISPA balita
  6. Mengetahui hubungan bahan atap rumah terhadap kejadian ISPA balita
  7. Mengetahui hubungan jenis bahan bakar terhadap kejadian ISPA balita
  8. Mengetahui hubungan merokok di rumah terhadap kejadian ISPA balita


D.       MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk :
1. Subjek Penelitian
Mengetahui tingkat pengetahuan ibu dan sanitasi lingkungan rumah sebagai penyebab timbulnya ISPA pada balita, sehingga dapat melakukan tindakan pencegahan dan penanganan ISPA.
2. Diri Sendiri / Peneliti
Menambah wawasan dan pengetahuan tentang ilmu kedokteran, terutama dalam bidang ilmu Community Research Programe (CRP) dan Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM).
3. Pemerintah dan Praktisi Kesehatan
Sebagai informasi dan evaluasi kepada pembuat kebijakan dan pelaksana program berkaitan dengan intervensi penyakit ISPA balita bagi pemerintah dan praktisi kesehatan, sehingga dapat merencanakan strategi upaya penanggulangan ISPA.

4.  Masyarakat Umum
Memberikan informasi bagi masyarakat tentang ISPA dengan tingkat pengetahuan ibu dan sanitasi rumah sebagai faktor risikonya, sehingga masyarakat dapat menjaga kesehatannya.




Jumat, 03 Mei 2013

latihan soal IDK VII


Latihan soal sambil santai boleh lihat handout atau nanya bokap… soalnya ada 25 tar sy pilih yg paling susah dijawab . . . sekitar 20an soal sj ..!

Jawablah pertanyaan berikut ini dengan perasaan bukan dengan kekerasan.

1.      Masih inget gak definisi politik coba dibuka hand outnya bro …Politik dalam bahasa yunani adalah polis, artinya apa hayooo….?
A. Daerah
B.  Kotamadya
C.  Kabupaten
D. Provinsi
E.  Negara
2.      Berikutnya adalah tahu gak Yang termasuk kedalam perangkat politik diantaranya Apaan TUH !
A.    Peraturan
B.     perbaikan
C.     Perbuatan
D.    Hukuman
E.     Wilayah
3.      Nah kalo panjangnya Definisi Ilmu politik apahan hayooo……. ?
A.    Ilmu kemasyarakatan
B.     Proses yang dilakukan oleh lembaga pemerintahan untuk memecahkan berbagai permasalahan di masyarakat
C.     Proses melaksanakan peraturan hukum
D.    Proses memperbaiki kehidupan bermasyarakat yang masalah
E.     Ilmu yang dibuat oleh pemerintah

4.      Nih Contoh Produk kebijakan publik diantaranya adalah ….. masa gak tahu …?
A.    Peraturan Daerah Tentang Jaminan Pelayanan Kesehatan Masyarakat
B.     Peratuan pimpinan RSUD
C.     Peraturan Pelayanan Kecelakaan bagi warga Miskin
D.    Peraturan Pegawai
E.     Peraturan Menteri Kesehatan

5.      Dikira2 saja coba Bagaimana tahapan proses pembentukan kebijakan public di daerah… makanya jangan ngantuk kalo kuliah…. Hooaahh malah sy yg ngantuk?
A.    Permasalahan di Masyarakat, Usulan oleh Kelompok Peduli, Dialog, Kajian Akademik, Peraturan Daerah
B.     Dialog dan berdebat, berdemonstrasi
C.     Usulan untuk berdebat dan berdemonstrasi melalui DPRD
D.    Pemerintah sendiri yang membuat kemudian disetujui masyarakat
E.     Pemerintah, DPRD, Legislatif, Eksekutif
6.         Selaku mahasiswa dalam upaya memperjuangkan nilai-nilai Idealisme dapat ditempuh melalui... pilih yg benar loh .. . ?
A.    Berdebat, Demontrasi kepada pemerintah
B.     Berorganisasi, Melakukan Kajian Ilmiah, Berdiskusi dengan pemerintah
C.     Berorganisasi, menjalin kerjasama dengan pejabat publik,  Ikut proyek pemerintah
D.    Demontrasi, Berorganisasi, Menjadi anggota LSM
E.     Menjadi anggota LSM, Demonstrasi, Negoisasi
7.      Ini mah gampang ....Politik luar negeri Indonesia diantaranya berorientasi kepada?
A.    Bebas Aktif dan solideritas
B.     Liberalistik
C.     Komunistik
D.    Kolonialistik
E.     Preogratif
8.      Mikir dulu mana coba yg benar ...Salah satu fungsi politik anggaran adalah ?
A.    Perencanaan dan Pengendalian
B.     Pengawasan
C.     Pengorganisasian
D.    Penempatan
E.     Perbaikan
9.      Berikut ini korelasi ilmu politik dengan bidang kesehatan.. kalo gak bisa kebangetan !
A.    Berkontribusi pada kebijakan bidang kesehatan
B.     Menyediakan anggaran yang besar
C.     Menyiapkan tenaga kesehatan yang memadai
D.    Menjadikan masyarakat sadar akan kesehatan
E.     Berkontribusi kepada pemerintah
10.  Apa saja manfaat mempelajari Ilmu Politik.... heee  ?
A.    Meningkatkan kesadaran kritis untuk ikut serta memajukan bangsa
Pada bidang yang dimiliki
B.     Menjadi pejabat negara
C.     Menjadi Anggota Dewan
D.    Menjadi Ahli Hukum
E.     Menjadi Politikus

11.  Anggaran sebagai alat untuk politik artinya ….  Banyak yg bisa..biasa nganggarin jg?
A.    Komitmen pimpinan dalam melaksanakan program-program yang telah dijanjikan
B.     Anggaran untuk pejabat
C.     Membantu rakyat miskin
D.    Memperkaya diri
E.     Kepentingan partai
12.  Proses politik artinya...
A.    saling menjatuhkan
B.     Berebut kepemimpinan
C.     Persaingan
D.    Kekuasaan
E.     Adalah suatu interaksi  (saling pengaruh mempengaruhi)
13.  the art of general. Pengertian tersebut dimaksudkan sbagai kemampuan para jenderal perang dalam seni berperang menurut strategi yang dikemukakan oleh ?
A.    Robin Hood
B.     Kevin kostner
C.     Sun Tzsu
D.    Jet lee
E.     Semua benar …….???????
14. cermati dulu biar pas ….. Prinsip-prinsip dalam anggaran public adalah ?
A. Periodik, Akurat, Jelas
B. Jelas, dipahami, dilihat
C. Mudah, Transparan, terbuka
D. Dilihat dan dirasakan
E. dapat dicairkan
15.  Anggaran hendaknya sederhana, dapat dipahami masyarakat, dan tidak membingungkan, merupakan prinsip anggaran yang bersifat…..??@#$?
A. Nyata
B. Bernilai
C. Cair
D. inflasi
E.  Jelas (understanding)

16. Pengeluaran pemerintah yang dapat dikategorikan dalam anggaran modal adalah … modal usaha apa modal dagang ya hahahaha . . . ?
A. Belanja rutin
B. belanja modal yang merupakan pengeluaran anggaran untuk belanja aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu tahun
C. Belanja harian
D. Belanja mingguan
E. Belanja Bulanan
17. Jenis belanja modal antara lain… ibu2 paling juga  belanja shoping yah ?
A. Perolehan tanah, gedung dan bangunan, peralatan dan aset tak berwujud
B. Belanja pakaian
C. Belanja Konsumsi
D. Belanja Akomodasi
E. Belanja Penginapan
18. Sebutkan undang-undang yang mengatur tentang Kesehatan… kalow ini salah pasti gak masuk kemaren ya… ?
A. UU Nomor 120 Tahun 2000
B. UU Nomor 36 Tahun 2009
C. UU Nomor 36 Tahun 2015
D. UU Nomor 22 Tahun 1990
E.  UU Nomor 63 Tahun 1999
19. Menurut Mardiasmo (2002) 105), prinsip yang mendasari pengelolaan keuangan daerah adalah ?
A. Jelas, Terlihat, Terasa
B. Bermanfaat, dibelanjakan, Tepat
C. Transparansi, Akuntabilitas dan Value Of Money
D. Maksimal dan Optimal
E. Efektif dan Tepat sasaran
20. (TAPD) melakukan penyusunan APBD dimulai dengan penyusunan rancangan Kebijakan Umum APBD, TAPD singkatan dari … awas buka TEU PEDE?
A. Tenaga Ahli Pendidikan
B. Tim Alokasi Persatuan Dana
C. Tenaga Anggaran Pada Dana
D. Tim Anggaran Pemerintah Daerah
E. Tim Alokasi Pembuatan Dana
21. Yang termasuk kedalam PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) adalah ..?
A. Pajak Daerah
B. Kewajiban daerah
C. Hutang Pemerintah
D. Dana Pemerintah
E. Perusahaan Daerah
22.  Pengertian dari belanja langsung daerah adalah.. nah puyeng !
A. Belanja berhubungan langsung dengan kegiatan pembangunan di masyarakat
B. Belanja ATK
C. Belanja rutin
D. Pembelian seragam
E. Pembelian langsung
23. Hal-hal yang mengakibatkan tindak pidana korupsi pada anggaran adalah ?
  1. Mark Up (penggelembungan) anggaran belanja langsung pada setiap SKPD
  2. Penetapan target PAD lebih rendah dari potensi PAD yang sebenarnya
  3. Mark Down dalam penganggaran pendapatan dari kegiatan penghapusan barang melalui penjualan aset daerah
  4. Program/proyek fiktif
  5. Semua benar

24. serius nih coba dipelajari ……..Pengertian kebijakan publik adalah ?
A. Kebijakan untuk mengelola kegiatan public
B. Kebijakan pemerintah dan masyarakat secara bersamaan
C. Suatu tujuan bersama atas kepentingan yang sudah saling mengerti
D. Kebijakan publik adalah merupakan sebuah fenomena dan kajian yang sangat dinamis, dan hadir secara riil dalam hubungan antara masyarakat dan pemerintah, antara individu dan Negara
E. Kebijakan mengatur masyarakat pada suatu daerah yang konflik

25. Pada ketentuan umum undangn undang kesehatan nomor 36 tahun 2009 pengertian kesehatan adalah…  buka UU biar jelas ya:
A. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis
B. Kesehatan adalah hak individu yang harus dipenuhi
C. Kesehatan adalah sehat fisik dan sehat rohani
D. Terdapat jiwa yang kuat dalam raga yang sehat
E. Kesehatan adalah keadaan dimana fisiknya prima, berotot dan kuat

Selamat latihan yah !

Jumat, 19 April 2013

Rumus-rumus dalam keperawatan



Rumus-Rumus Hitungan Dalam Keperawatan
By: Yana Julviana
Apa yang ada dalam pikiran anda seputar hitungan?. Ada yang berpikir hitungan itu membingungkan, ada yang menganggap hitungan itu membosankan, tapi ada juga lho ternyata yang menganggap hitungan itu suatu yang mengasikkan. Hitungan ternyata tidak hanya terdapat dalam pelajaran statistik saja, seperti matematika. Melainkan dalam dunia keperawatan juga ada yang namanya Rumus Keperawatan, yang mempelajari hitungan-hitungan seputar keperawatan dan dunia kesehatan. Rumus-rumus ini sangat penting untuk diketahui dan dipelajari lho… Nah, untuk lebih jelasnya lagi, silahkan baca disini, SELAMAT MEMBACA… SEMOGA BERMANFAAT…^_^
  1. Maternitas
  2.  Menghitung HPHT /Taksiran Persalinan (Rumus Naegle)
Hari + 7,  Bulan -3, Tahun + 1
  1. Menghitung Usia Kehamilan
Rumus Mac Donal :
TFU (cm)  = tuanya kehamilan dalam bulan
3,5 cm
  1.  
X (Bulan) = Tgl pemeriksaan – HPHT
UK    = X x 4 ⅓
  1. Menghitung Usia kehamilan
  1. Menghitung Berat Badan Janin (Rumus Jhonson Tausak)
( MD – 12 ) X 155 = BB janin
MD :jarak simfisis pubis s/d fundus uteri
  1. Perhitungan ovulasi pada wanita
Menstruasi……14 hari……Menstruasi berikutnya (siklus 28 hari)
Menstruasi……21 hari……Menstruasi berikutnya (siklus 35 hari)
  1. Menghitung DJJ
Hitung selama 5 detik selang 5 detik hitung lagi 5 detik selang 5 detik lalu
Hitung lagi 5 detik, hasilnya teratur jika angka ke 1&3 sama.
  1. Menghitung Cairan
  1. Menghitung balance cairan
TPM = Total Vol infuse (cc) x Factor Tetesan
Lama waktu penginfusan(menit )
Factor tetesan
Makro  1 cc = 60 tetes
Mikro 1 cc = 15 tetes atau 1 cc = 20 tetes
  1. Menghitung jumlah tetesan infus
TPM= Volume cairan infus x faktor tetes normal
Lama pemberian x 60
  1. Menghitung Lama pemberian infus
LP =  Volume cairan infus x faktor tetes normal
Order tetesan x 60
  1. Menghitung cairan yg diberikan pd Px Luka bakar
Dewasa= RL 4 ml x BB x % LB
Anak = RL 2 ml x BB x % LB
8 jam First and 16 jam continued
  1. Kebutuhan cairan anak sesuai BB
100ml untuk Kg pertama
50ml untuk Kg kedua
25ml untuk Kg selanjutnya
Exc, Hitung kebutuhan cairan anak jika BB 26 Kg
Keb. Cairan     : (10×100)+(10×50)+(6×25)
                        : 1000+500+150
                        :1650 ml
  1. Rumus hitung cairan
Tetesan/menit= keb.Cairan (cc) x Tetesan Dasar
Waktu                   60(dtk)
Kebutuhan Cairan (cc)  x ⅓ makro 1/1 mikro
Waktu (Jam)
  1. Contoh Soal
Cairan 500cc harus habis dalam 10 jam
Jawab: 500cc x ⅓ makro = 16,6 GTT/menit
10 jam
            Cairan 250cc dengan kecepatan 20GTT/ menit, Berapa habisnya cairan?
          Jawab: 250 x ⅓ = 20 GTT/menit
                        X
            X  = 250 x 1 = 4,16 makro
(20×3)
Jumlah Cairan
Tetesan
Habis Dalam
500 cc
500cc
500cc
500cc20GTT
30GTT
40GTT
60GTT8,33 Jam
5,55 Jam
4,16 Jam
2,77 Jam
  1. Pemberian obat
  1. Menghitung dosis berdasarkan perbandingan dgn dosis dewasa
Umur= (umur dewasa > 20 tahun)
a. Young : Da = (n / (n + 2)) x Dd
b. Dilling : Da = (n/20) x Dd
c. Cowling : Da = ((n+1)/24) x Dd

Luas Permukaan Tubuh (LPT dewasa 1,73 m2)
a. Crawford : Da = (LPTa/LPTd) x Dd
b. Denekamp :
Da = ((12LPTa + 13)/100) x Dd
Catatan : LPT = ((0,5738xbbxt)/(0,3964×0,024265))m2

Berat Badan (BB dewasa 70 kg)
a. Clark : Da = (Ba/Bd) x Dd
b. Augsberger :
Da = ((1,5B + 10)/100) x Dd
  1. Perhitungan dosis tablet/kapsul/obat cair/suntikan
X = (dosis yg diminta : dosis yg tersedia) x satuan yg ada
  1. Menghitung dosis obat untuk anak (Clark Rule)
Dosis anak = Permintaan x pelarut
Sediaan yg ada

Dosis Dewasa x Berat anak (Ponds)
50
1 Ponds = 2,2 kg
  1. Menghitung pengganti takaran obat
Obat sediaan = Obat yg diperlukan
Tablet       Tablet yg diperlukan
Contoh: Tersedia Amoxylin 30 mg tiap tablet diperlukan obat sebanyak 375 mg?
Jawab:                         30                    =          375 = 12,5 Tablet
1 Tablet                       X
  1. Kebutuhan cairan untuk Dehidrasi pd bayi Diare
BB x (D+M+C) cc
Dehidrasi (D) Ringan =5o cc/Sedang =80 cc/Berat =100 cc
Maintenance (M): Neonatus=140-120cc/ 0-1 Th=120-100cc/1-2 Th=100-90cc/2-4 Th=90-80cc
4-8 Th=80-70cc/8-12 Th=70-60cc/>12 Th=60-50cc
Concimetten Loss: Muntah=25cc/ BAB=25cc/ Muntah+BAB=30cc
  1. Pemberian Infus pada Neonatus
Jumlah Cairan= Keb. Cairan x BB
Keb.Cairan: NaCl 3% =2-4 Meq/KgBB         1Meq=2cc
KCl 3,75% =1-3 Meq/KgBB                        1Meq=2cc
Bicnat 7,5% =2-4 Meq/KgBB                     1Meq=1cc
Dectrose 10% Jumlah Selebihnya
  1. Pembuatan Larutan Saflon
Rumus: M1 x V1 = M2 x V2
Contoh: akan dibuat larutan Saflon 2% sebanyak 100 ml dengan sediaan larutan 20%. Berapa cairan Saflon yang diperlukan?
Jawab: 20% v1 = 0,2% Ml
  v1 = 0,2% x 100 = 20 1 ml (jumlah saflon)
                 20%        20
Jumlah Aquades yg diperlukan = v2-v1 = 100-1
Ml = 99 ml
  1. Pembuatan campuran obat skintest
Rumus: 1:9
Contoh: Amoxcylin 0,1cc dan aquades 0,9cc dalam spuit 1cc disuntikkan dengan undulasi 0,5-1 cm dan tunggu selama 15 menit hasilnya positif bila undulasi bertambah dan gatal (merah).
  1. Perhitungan Tes Rumple Leed
Rumus: Sistolik + Diastolik
                 2
Contoh: TD: 120/80 mmHg
Jawab: 120+80 =100mmHg
Ditahan selama 15 menit dan hasilnya positif bila dalam lingkaran 5cm terdapat lebih dari 10 bercak merah (ptechie).
  1. Perhitungan jumlah pemberian o2
Rumus: RR x volume tidal x 20%=ML
Contoh: Klien dengan RR 35x/menit harus mendapatkan o2 sebanyak
35×500 ML x 20% = 3500 ML = 3,5 Liter
  1. Perhitungan pengambilan obat untuk tes Mantouk
Rumus: Unit Yg Diperlukan
       Unit yg tersedia dalam ml
Contoh: Terdapat cairan PPD dalam vial 4cc dengan kandungan obat 1 ml= 50 unit (5tu) maka berapa yang diambil dalam vial?
Jawab: 5 unit  = 0,1 ml
            50 unit (dlm 1 ml)
Disuntikan IC dengan pembacaan hasil sesudah 24-72 jam. Untuk ATS diberikan 300 unit untuk dewasa dan separuhnya untuk anak anti tetanus.
  1. Perhitungan denyut nadi maksimal
Rumus: 220 – Umur (dalam tahun)
Contoh: Usia 20 tahun denyut nadi maksimalnya 200x/menit (saat olahraga stop apabila nadi sudah mencapai 200x/menit)
  1. Perhitungan BB Ideal
Rumus: BB x 100%
TB – 100
BB normal = nilai 90-100%
BB kurang, nilai kurang dari 90%
BB lebih, BB lebih dari 110%
Rumus (Bocca):
TB -100% Kg (pria TB < 160cm)
TB -100x 1 Kg (Wanita TB 150cm)
Contoh: Pria dengan TB 170cm harus memiliki BB ideal
(170-100)-10%=70-7 Kg (70×10%)= 63 Kg
  1. Rumus menghitung BB dan TB normal untuk balita diatas 3 tahun
Rumus: BB= 8-2 (Kg)
TB= 80-5n (cm)
Contoh: Balita usia 3 tahun memiliki BB normal 14 Kg dan TB 95 cm.
  1. Penilaian kesadaran dengan GCS
Mata (E):
4: Spontan membuka mata
3: Dengan perintah
2: Dengan rangsang nyeri
1: Tidak ada reaksi
Motorik (m):
6: Mengikuti perintah
5: Melokalisir nyeri
4: Menghindari nyeri
3: Fleksi abnormal
2: Ekstensi abnormal
1: Tidak ada reaksi
Verbal (V):
5: Orientasi baik
4: Disorientasi waktu & tempat, tapi dapat mengucapkan kalimat
3: Hanya mengucapkan kata-kata
2: Mengerang
1: Tidak ada reaksi
  1. Penilaian AFGAR Score
Klinis
0
1
2
Warna kulit (A)
Pulse (P)
Reflek (G)
Tonus (A)
Nafas (R)Biru/ Pucat
Tidak ada
Tidak ada
Lunglai
Tidak adaBadan merah Ekstremitas Biru
<100x/menit
Menyeringai
Fleksi
Tidak teraturSeluruh badan merah
>100x/menit
Menangis kuat
Aktif
Kuat, Teratur
0-3 Aspiksia berat, 4-7 Aspiksia sedang, 7-10 Normal
  1. Kekuatan Otot
0: tidak ada kontraksi
1: terdapat kontraksi tapi tidak bisa bergeser
2: hanya ada pergeseran dan pergerakan sendi
3: dapat mengadakan gerakan melawan gravitasi, tapi tidak bisa melawan
4: dapat melawan gravitasi tapi tidak dapat melawan tahanan (lemah)
5: dapat melawan tahanan pemeriksa dengan kekuatan penuh
Catatan:                       L Ka                L Ki
                        K Ka               K Ki
  1. Tajam penglihatan
6/6       : Bisa membaca dengan benar huruf pada Snelen Chart dan orang
  • orang normal pun dapat melakukanny (jarak 6 m)
6/30     : Hanya bisa membaca huruf pada jarak 6m, sedangkjan orang
normal bisa membaca pada jarak 30m.
3/60     : Hanya bisa melihat dan menentukan jumlah jari dengan benar
pada jarak 3m sedangkan orang normal 60m.
1/300   : Hanya bisa melihat lambaian tangan pada jarak 1m, orang normal
300m.
1/-        : Hanya bisa merasakan sinar saja
0                     : Buta total
  1. Pemeriksaan pendengaran dan diagnosanya
Rinner
Weber
Schwabach
Diagnosa
+
Tidak ada lateralisasi
Sama dengan pemeriksa
Normal
-
Lateralisasi ke telinga sakit
Memanjang
Tuli konduktif
+
Ke vg sehat
Memendek
Tuli sensori
Tes rinner        : membandingkan hantaran udara dengan hantaran tulang
pendengaran
Tes weber        : mwmbandingkan hantaran tulang kiri dan kanan
Tes schwabach:membandingkan hantaran tulang pendengaran klien
dengan pemeriksa
18. Stadium Tumor Nasofaring
I           : Tumor dinasofaring
II         : Meluas kerongga hidung sinus sfenoid
III        : Meluas ke sinus maksila, etmoid rongga mata dan pipi
IV        : Meluas ke rongga intra kranial
19. Stadium Ca Cerviks
0                    : insitu karsinoma di epitel
1                    : terbatas di serviks
2                    : menyebar ke luar serviks 2/3 bagian atas vagina dan parametrium
3                    : sudah mencapai dinding panggul
4                    : matasate ke rektum, vesika urinaria dan organ lain
20. Derajat luka bakar
Stadium 1        : pada epidermis (sembuh 5-7 hari)
Stadium 2        : pada dermis (sembuh 16-21 hari)
Stadium 3        : sudah mencapai subkutis
21. Klasifikasi Denyut Nadi
0                    : tidak teraba adanya denyut
1                    : denyutan berkurang dan sulit diraba
2                    : normal, teraba dengan mudah dan tidak mudah lenyap
3                    : denyutan kuat dan seperti memantul terhadap ujung jari
22. Klasifikasi dalam oedema
1+        : depresi 2mm
2+        : depresi 4mm
3+        : depresi 6mm
4+        : depresi 8mm
23. Pemberian oralit diberikan setiap mencret/muntah
< 1 th   : 50-100cc
1-5 th   : 100-200cc
>5 th    : 200-300cc
Dewasa: 400-500cc
24. Pemberian imunisasi menurut umur
Umur
Antigen
2        Bulan
3        Bulan
4        Bulan
9    BulanBCG, DPT, polio 1
Hepatitis 1, DPT 2, Polio 2
Hepatitis 2, DPT 3, Polio 3
Hepatitis 3, Campak, Polio 4
25. Pemberian Suction
  1. Ukuran Kateter Penghisap
Usia
Ukuran
  1. Neonatus
6-8 Fr
  1. Bayi s/d 6 bulan
6-8 Fr
  1. 18 bulan
8-10 Fr
  1. 24 bulan
10 Fr
  1. 2-4 tahun
10-12 Fr
  1. 4-7 tahun
12 Fr
  1. 7-10 tahun
12-14 Fr
  1. 10-12 tahun
14 Fr
  1. Dewasa
12-16 Fr
  1. Regulator Vacum yang digunakan
Alat Vacum
( mmHg )
  1. Bayi
60-100 mmHg
  1. Anak-anak
100-120 mmHg
  1. Dewasa
120-150 mmHg

Alat Vacum
(inci Hg)
  1. Bayi
3-5 inci Hg
  1. Anak-anak
5-10 inci Hg
  1. Dewasa
7-15 inci Hg